Teknologi Pengelolaan Sampah Dengan Biodigester

Biodigester adalah alat yang digunakan untuk mengolah sampah/limbah organik dengan cara fermentasi anaerob (tanpa oksigen). Di Kota Bandung, saat ini biodigester tengah diuji coba sebagai salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan sampah organik, khususnya sisa makanan. Biodigester, diharapkan mampu menggeser pola pengelolaan sampah yang tadinya tersentralisasi di sebuah TPA, menjadi terdesentralisasi, atau pengolahan sampah yang dilakukan lebih dekat dengan sumber nya.       

Penerapan Biodegester di Kota Bandung,  tentu saja membutuhkan keseriusan pemerintah untuk mengelolanya.Faktor keberlangsungan masa penggunaan teknologi ini perlu didesain lebih serius dan pemerintah harus memikirkan strateginya terlebih dahulu. Pemilahan sampah menjadi faktor utama dalam keberlangsungan penggunaan biodigester. Jangan sampai masyarakat terlalu berekspektasi tinggi terhadap teknologi, tetapi tidak paham bagaimana alat tersebut digunakan. Masyarakat harus mulai belajar melakukan pemilahan sampah, terutama di skala rumah tangga.

Di beberapa Negara, seperti Swiss, USA sudah melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Sampah sudah dipilah sejak di rumah (pengelolaan dari sumber) dan pemerintah melakukan proses lanjutannya.

Di Jerman, pengelolaan sampah tercampur sudah dilakukan, yaitu dengan menggunakan membran (agar bekerja secara anaerob) dan gas methan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan. Penggunaan membran sering digunakan sebagai biodigester di peternakan besar. Tentu saja alasannya karena lebih ekonomis. Di Indonesia, Bantar Gebang juga sudah mulai menggunakan membran. Di Gedebage, cover biodigester bagian atasnya juga menggunakan membran.
Di Swiss, Jerman dan Cina sudah lama menggunakan teknologi Dry Fermentation dan tetap konsep awalya adalah pemilahan harus terjadi sejak di sumber nya.

Penggunaan Biodegester sebagai penholahan sampah organik, sering di kaitkan dengan pengolahan sampah non organik, terutama pada konsep penanganan sampah hingga musnah, tidak menyisakan residu.

Sebagai Contoh, Pa Sonson dari Kencana Online, mengembangkan ternologi Pirolisis untuk mengolah sampah plastik, menghasilkan by product berupa minyak. Adapun sampah campuran organik kering dan residu, sering dikatagorikan sebagai biomass kering, di olah dengan metoda gasifikasi. dan sampah.

Komentar

Postingan Populer